Kamis, 16 Agustus 2012

Begitulah Seharusnya Engkau Terlihat


Saat melihatmu kembali setelah lama, tanpa sadar memang banyak sudah yang terlihat. Keanggungan diri dalam balutan jilbab, menggambarkan seorang muslimah yang siap untuk menjemput hidayahNYA. Keteduhan dan sorot mata yang telah berubah seiring dengan perubahan sang waktu. Dan orang – orang di sekitarmu pun pasti akan merasa segan dan takjub dengan itu.
Teringat beberapa tahun yang lalu, ketika memang dirimu masih belum begitu paham. Dengan kerudung yang kau kenakan, menjadi ciri bahwa dirimu seorang muslim. Namun entah kenapa serasa masih ada yang kurang untuk menguatkan ciri itu. Ah, iya benar. Sepertinya ada sebuah ‘ruh’ yang hilang pada saat itu. Sebuah ghirah yang sebenarnya ada akan tetapi perlu dipupuk dengan baik.
Waktu demi waktu kian terlewati pula. Sedikit demi sedikit ghirah itu mulai terbentuk dan nyata. Ilmu yang kau kejar akan membawamu dalam keteduhan para pecinta. Iman itu kian tersemat dalam dadamu. Hingga ia senantiasa menghiasi hari – harimu.
Kini hijabmu telah kau miliki. Jilbabmu tak lagi kau tanggalkan. Tak ada lagi lekuk tubuh yang sengaja diperlihatkan. Begitulah seharunya engkau terlihat. Sebagai seorang muslimah yang menjaga dirinya. Yang menutup perhiasan dirinya. Setiap yang memandang mungkin juga akan merasa malu. Malu karena sungguh mata ini tak layak untuk mengumbar panah setan ke segala penjuru. Dan itulah justru yang menundukkan anak panah ini.
Wanita dalam Islam memang ibarat mutiara. Semakin ia menutup diri di dasar lautan, semakin berharga pula mutiara itu. Tetaplah istiqomah dengan apa yang menjadi peganganmu sekarang. Apa yang sudah menjadi loncatan besar dalam hidup harus dilanjutkan. Karena langkah itu tidaklah berhenti di sini. Masih banyak hal yang harus diraih di dunia ini. Namun tetap diri juga akan istiqomah untuk tidak berjilbab hingga saat ini.

Begitulah Seharusnya Engkau Terlihat


Saat melihatmu kembali setelah lama, tanpa sadar memang banyak sudah yang terlihat. Keanggungan diri dalam balutan jilbab, menggambarkan seorang muslimah yang siap untuk menjemput hidayahNYA. Keteduhan dan sorot mata yang telah berubah seiring dengan perubahan sang waktu. Dan orang – orang di sekitarmu pun pasti akan merasa segan dan takjub dengan itu.
Teringat beberapa tahun yang lalu, ketika memang dirimu masih belum begitu paham. Dengan kerudung yang kau kenakan, menjadi ciri bahwa dirimu seorang muslim. Namun entah kenapa serasa masih ada yang kurang untuk menguatkan ciri itu. Ah, iya benar. Sepertinya ada sebuah ‘ruh’ yang hilang pada saat itu. Sebuah ghirah yang sebenarnya ada akan tetapi perlu dipupuk dengan baik.
Waktu demi waktu kian terlewati pula. Sedikit demi sedikit ghirah itu mulai terbentuk dan nyata. Ilmu yang kau kejar akan membawamu dalam keteduhan para pecinta. Iman itu kian tersemat dalam dadamu. Hingga ia senantiasa menghiasi hari – harimu.
Kini hijabmu telah kau miliki. Jilbabmu tak lagi kau tanggalkan. Tak ada lagi lekuk tubuh yang sengaja diperlihatkan. Begitulah seharunya engkau terlihat. Sebagai seorang muslimah yang menjaga dirinya. Yang menutup perhiasan dirinya. Setiap yang memandang mungkin juga akan merasa malu. Malu karena sungguh mata ini tak layak untuk mengumbar panah setan ke segala penjuru. Dan itulah justru yang menundukkan anak panah ini.
Wanita dalam Islam memang ibarat mutiara. Semakin ia menutup diri di dasar lautan, semakin berharga pula mutiara itu. Tetaplah istiqomah dengan apa yang menjadi peganganmu sekarang. Apa yang sudah menjadi loncatan besar dalam hidup harus dilanjutkan. Karena langkah itu tidaklah berhenti di sini. Masih banyak hal yang harus diraih di dunia ini. Namun tetap diri juga akan istiqomah untuk tidak berjilbab hingga saat ini.